Kamis, 12 Maret 2009

DEFINISI DAN IDEOLOGI

Pernakah anda bertanya pada diri anda sendiri mengenai hal-hal yang paling mendasar seperti apa itu “Hidup”, apa tujuan hidup anda, apa itu cinta, apa itu kebenaran dan pertanyaan-pertanyaan mendasar lainnya terkait kehidupan ini?!. Selama ini kita mungkin lebih disibukkan dengan melakukan hal-hal yang kita anggap besar dan penting dalam kehidupan kita masing-masing, sehingga kita mungkin lupa dengan hal-hal yang kelihatannya sangat sederhana dan paling mendasar seperti pertanyaan-pertanyaan di atas. Atau mungkin kita menganggap bahwa hal-hal yang mendasar seperti itu tidak perlu dibahas karena membuang-buang waktu dan sia-sia, sehingga kita lebih memilih menghabiskan waktu dan energy untuk berfikir tentang bagaimana mencapai karir dalam bekerja, bagaimana meraih kesuksekan dalam usaha atau bagaimana cara menjadi kaya-raya dengan waktu yang singkat dan hal-hal lain yang dianggap lebih penting.
Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa berfikir tentang karir dan kesuksekan atau bagaimana menjadi kaya, merupakan hal yang tidak perlu, tetapi yang ingin saya sampaikan adalah bahwa ada hal-hal lain yang tidak kalah pentingnya bahkan jauh lebih penting ketimbang itu semua, yang mungkin luput dari perhatian kita, yakni pertanyaan-pertanyaan filosofis yang sangat mendasar yang menjadi landasan ideology kita sebagai manusia baik secara individu maupun sebagai makhluk social.
Dalam menjalani kehidupan ini, setiap orang tentunya mempunyai orientasi dan tujuan yang beragam, dimana tujuan hidup tersebut akan menjadi motor penggerak atau semacam spirit bagi seseorang dalam melakoni kehidupannya. Dalam menentukan tujuan hidupnya, seseorang tentu terlebih dahulu harus memiliki defenisi tentang apa itu “Hidup”, oleh karena itu tujuan hidup bagi seseorang, akan sangat tergantung pada definisinya tentang hidup. Definisi menjadi sangat penting bagi seseorang, karena definisi merupakan pemahaman seseorang tentang sesuatu yang didefinisikannya yang akan berdampak pada kehidupan praktis orang tersebut.
Definisi merupakan hasil dari konsep pandangan seseorang tentang alam semesta yang merupakan landasan bagi bentukan ideologinya. Ideology itu sendiri berisi tentang konsep hidup, mengenai “baik-buruk”, “benar-salah”, dan hal-hal yang bersifat “perintah-larangan”. Seseorang yang memandang bahwa kehidupan ini hanyalah sementara dan meyakini bahwa tujuan hidup sesungguhnya adalah memperoleh kebahagian yang abadi di kehidupan setelah kematian, maka orientasi orang tersebut tentunya akan cenderung kepada mempersiapkan diri dengan melakukan hal-hal tertentu untuk mencapai tujuan di kehidupan setelah kematian sebagaimana yang dipahaminya. Begitu pula seseorang yang memandang bahwa kehidupan ini adalah tempat untuk memperoleh kenikamatan materi, maka orientasi hidup orang tersebut tentunya akan cenderung kepada menghabiskan hidupnya untuk memperoleh dan menikmati hal-hal yang bersifat materi atau bergaya hidup materialis. Contoh lainnya, yang menunjukkan kepada kita dampak definsisi tehadap kehidupan praktis, adalah ketika seseorang mendefiniskan bahwa waktu adalah uang, maka tidak heran jika orang tersebut akan menafaatkan semaksimal mungkin waktunya untuk memperoleh uang, atau ketika seseorang mendefiniskan bahwa cinta itu menyakitkan, maka orang itu akan cenderung menghindari perasaan cinta.
Membuat definisi tentang sesuatu adalah suatu upaya dimana seseorang berusaha untuk memahami realitas yakni dengan menggunakan informasi-informasi yang dimilikinya. Kekeliruan dalam membuat definisi sesuatu, bisa berdampak besar dan fatal bagi seseorang karena dengan definisi tersebut akan menentukan bagaimana orang itu akan bersikap terhadap sesuatu yang didefiniskannya sebagaimana yang telah dipaparkan di atas. Oleh karena itu, dalam membuat definisi diperlukan sebuah konsep atau kerangka berfikir tertentu yang mampu mengarahkan kita untuk membuat sebuah definisi yang benar. Kerangka atau konsep membuat definisi, dibahas secara panjang lebar dalam ilmu logika yang pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf asal Yunani, Aristoteles.
Bagi saya, “Hidup adalah proses yang dimulai dari menjadi bagian realitas dan kemudian berinteraksi dengan realitas yang akhirnya abadi bersama realitas”.
Salam.

1 komentar:

  1. Luar biasa, tulisan yang menarik, ditunggu artikel berikutnya.

    BalasHapus