Sabtu, 25 April 2009

KEKELIRUAN BERFIKIR (FALLACY)

Berikut ini adalah kumpulan dan ringkasan beberapa kekeliruan berfikir yang sebagian besar dikutip dari buku Logika Karya Drs. H. Mundiri terbitan PT. RajaGrafindo Persada 2003, hal 211-224, kecuali pada pada tata bahasa dan contoh-contoh yang diberikan dengan sengaja saya kembangkan agar lebih bisa dipahami oleh sebanyak mungkin orang.
Kekeliruan berfikir sebagaimana yang akan diuraikan di bawah ini, sebenarnya merupakan kelanjutan dari pembelajaran Ilmu Logika, dimana secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis kekeliruan berfikir yakni Kekeliruan Formal, Kekeliruan Informal dan Kekeliruan Karena Penggunaan Bahasa. Berikut pemaparan kekeliruan berfikir tersebut beserta contohnya;

A. KEKELIRUAN FORMAL

Kekeliruan formal, merupakan jenis kekeliruan berfikir yang disebabkan oleh kesalahan dalam menerapkan aturan silogisme secara formal sehingga anda mungkin akan dengan mudah memahaminya jika anda telah mempelajari dasar-dasar Silogisme dalam Ilmu Logika. Adapun beberapa bentuk kekeliruan formal adalah sbb:
  1. Kekeliruan karena menggunakan empat term (Fallacy Of Four Terms)
    Adalah Kekeliruan berfikir dalam penarikan kesimpulan melalui Silogisme yang terdiri dari empat term dimana dalam patokannya, seharusnya hanya terdiri dari tiga term. Kekeliruan lebih ini disebabkan karena term penengah diartikan ganda.
    Contoh;
    Semua tindakan pembunuhan yang terencana adalah melanggar hukum
    Memotong hewan kurban adalah tindakan pembunuhan berencana
    Jadi, memotong hewan kurban adalah tindakan melanggar hukum

    Orang yang mengalami gangguan kejiwaan adalah orang gila
    Orang yang hypobia terhadap ketinggian meBlockquotengalami gangguan kejiwaan
    Jadi, Orang yang hypobia terhadap ketinggian adalah orang gila.
  2. Kekeliruan karena kedua term penengah tidak mencakup (Fallacy Of Undistributed Middle)
    Adalah kekeliruan berfikir yang disebabkan karena tidak satupun dari kedua term penengah mencakup
    Contoh;
    Para perokok aktif akan mengalami penyakit paru-paru
    Fachri mengalami penyakit paru-paru
    Jadi, Fachri adalah perokok aktif

    Semua politikus adalah kaum terpelajar
    Orang itu pastilah seorang politikus
    Karena ia adalah seorang terpelajar
  3. Kekeliruan karena proses tidak benar (Fallacy Of Illicit Process)

    Adalah kekeliruan berfikir karena kesalahan dalam proses penarikan kesimpulan melalui silogisme, dimana term premis tidak saling mencakup (undistributed) tetapi dalam kesimpulannya mencakup.
    Contoh;

    Hewan adalah makhluk Tuhan
    Manusia bukan hewan
    Jadi, Manusia bukan makhluk Tuhan.

    Saya adalah manusia
    Kamu bukan saya
    Jadi, Kamu bukan manusia
  4. Kekeliruan karena menyimpulkan dari dua premis yang negatif (Fallacy Of Two Negative Premises)

    Adalah kekeliruan berfikir dalam proses penarikan kesimpulan melalui Silogisme karena kesimpulan yang diambil berasal/terdiri dari dua premis negatif, dimana dalam aturan silogisme apabila terjadi hal yang demikian, sebenarnya tidak bisa ditarik sebuah kesimpulan logis.
    Contoh;
    Tidak satupun buku filsafat mudah dipahami
    Semua buku karya Chairil Anwar tidak mudah dipahami
    Jadi, semua buku karya Chairil Anwar adalah buku filsafat

    Tidak satu pun barang yang berkualitas tinggi harganya murah
    Semua barang di toko itu tidaklah murah
    jadi, semua barang di toko itu berkualitas tinggi.
  5. Kekeliruan karena mengakui akibat (Fallacy Of Affirmimg The Consequent)

    Adalah kekeliruan berfikir dalam penarikan kesimpulan melalui silogisme hipotetika karena pembenaran terhadap akibat dijadikan sebagai patokan terhadap kebenaran sebabnya.
    Contoh;

    Bila terjadi perang , maka harga barang naik
    Sekarang harga barang sedang naik
    Berarti, perang telah terjadi.

    Jika terjadi demonstrasi massa, maka jalan-jalan utama menjadi macet
    Sekarang jalan-jalan utama macet
    Berarti, sedang terjadi demonstrasi massa.
  6. Kekeliruan karena menolak sebab (Fallacy Of Denying Antecedent)

    Adalah kekeliruan berfikir dalam penarikan kesimpulan melalui silogisme hipotetika karena pengingkaran terhadap sebab dijadikan sebagai patokan kesimpulan bahwa akibat tidak terjadi.
    Contoh;
    Jika permintaan terhadap suatu barang meningkat, maka harga barang tersebut akan naik
    Sekarang permintaan terhadap barang itu tidak meningkat
    Jadi, harga barang itu tidak naik.

    Jika terjadi kerusuhan maka pengamanan akan ditingkatkan
    Sekarang tidak terjadi kerusuhan
    Jadi, pengamanan tidak ditingkatkan
  7. Kekeliruan dalam bentuk disjungtif (Fallacy Of Disjunction)

    Adalah kekeliruan berfikir dalam penarikan kesimpulan melalui silogisme disjungtif karena pengingkaran terhadap alternatif pertama, dijadikan patokan dalam membenarkan alternatif kedua, dimana pengingkaran terhadap alternatif pertama, sebenarnya tidak meniscayakan terlaksananya alternatif kedua karena masih terdapat kemungkinan terjadinya alternatif yang lain.
    Contoh;
    Fachri sedang bermain tenis atau golf
    Ternyata Fachri tidak sedang bermain golf
    Berarti Fachri sedang bermain tenis
    (Tidak sedang bermain golf, tidak meniscayakan bahwa Fachri sedang bermain tenis, karena kemungkinan bahwa dia sedang bermain voley, sepak bola atau lainnya masih bisa terjadi).

    Ilham berangkat ke Kantor atau sedang tidur
    Ternyata Ilham tidak berangkat ke Kantor
    berarti Ilham sedang tidur
    (mungkin saja Ilham sedang mandi atau sedang melakukan aktifitas lainnya)
  8. Kekeliruan karena tidak konsisten (Fallacy Of Inconsistency)

    Kekeliruan berfikir karena terjadi pertentangan (tidak konsisten) antara suatu pernyataan dengan pernyataan yang diakui sebelumnya.
    Contoh;
    Fadli telah berhasil memecahkan rekor sebagai pelari tercepat di dunia; Ia hanya satu peringkat berada di bawah rekor pelari dunia sebelumnya Mr. Ichsan Sahyar.
    Tuhan adalah Maha Pencipta dan Maha Kuasa, karena itu Tuhan pasti bisa menciptakan tuhan lain yang lebih berkuasa daripada Diri-NYA.
    B. KEKELIRUAN INFORMAL
  1. Kekeliruan karena membuat generalisasi yang terburu-buru (Fallacy Of Hasty Generalization)

    Kekeliruan berfikir dalam membuat kesimpulan umum (generalisasi) dari objek atau hal individual yang tidak mencakup keseluruhan dari kesimpulan umum yang diambil.

    Contoh;
    Kedua teroris itu beragama Islam, berarti Islam adalah agama yang mengajarkan terorisme.

    Atlet Tinju Indonesia gagal memperoleh Medali Emas pada Sea Games tahun ini, kalau begitu Indonesia akan gagal memperoleh predikat sebagai Negara Dengan Perolehan Medali Emas Terbanyak pada sea games tahun ini.
  2. Kekeliruan karena memaksakan praduga (Fallacy Of Forced Hypothesis)
    Adalah kekeliruan berfikir karena menetapkan kebenaran suatu dugaan yang tidak terbukti kebenarannya. Kekeliruan berfikir seperti ini dapat dicontohkan pada penarikan kesimpulan yang dilakukan oleh seseorang seperti contoh di bawah ini;
    Tadi malam Parman melakukan percobaan bunuh diri, pasti itu disebabkan karena ia diputuskan oleh kekasihnya beberapa hari yang lalu. Saya sangat yakin karena saya melihat sendiri bagaimana pertengkaran hebat itu terjadi.
    (Orang yang membuat pernyataan di atas menyimpulkan bahwa Parman mencoba bunuh diri karena diputuskan oleh kekasihnya berdasarkan dugaannya yang tidak terbukti benar, padahal Parman mencoba bunuh diri sebenarnya disebabkan karena Ia tidak tahan dengan penyakit insomnia yang dideritanya).

    Contoh lainnya;
    Saya tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, karena saya yakin bahwa jika Tuhan ada, maka pastilah Tuhan akan menampakkan dirinya kepada manusia, lagipula jika benar Tuhan ada, kenapa Tuhan harus bersembunyi dari makluknya.
    (kekeliruan berfikir di atas dapat dilihat dari sisi dimana orang yang yang membuat pernyataan terjebak pada praduganya bahwa “Jika Tuhan ada maka Tuhan pasti menampakkan diri kepada Makhluk” ).
  3. Kekeliruan karena mengundang permasalahan (Fallacy Of Begging The Question)
    Adalah kekekliruan berfikir karena mengambil sebuah kesimpulan dari premis yang sebenarnya harus dibuktikan kebenarannya terlebih dahulu.
    Contoh;
    Tuhan itu mesti ada karena dijelaskan di dalam Kitab Suci.
    (dalam pembuktian keberadaan Tuhan sebagaimana contoh di atas dikategorikan kekeliruan berfikir karena argumentasi mengenai bukti keberadaan Tuhan, menggunakan dalil dan dasar Kitab Suci, sedangkan kebenaran Kitab Suci itu sendiri tidak dibuktikan terlebih dahulu. Atau dengan kata lain, Kitab Suci itu sendiri masih harus dibuktikan kebenarannya terlebih dahulu baru bisa dijadikan dasar argumentasi mengenai Tuhan).

    Pak Hanifah adalah penulis yang handal dan potensial karena semua tulisan-tulisannya sangat berkualitas dan bisa dipahami oleh semua lapisan masyarakat.
    (argument di atas ingin membuktikan bahwa Pak Hanifah adalah seorang penulis yang handal karena tulisannya yang berkualitas, tanpa terlebih dahulu membuktikan bahwa tulisannya memang berkualitas).
  4. Kekeliruan karena menggunakan argument yang berputar (Fallacy Of Circular Argument)
    Kekeliruan berfikir karena menggunakan argument yang berputar dimana menarik kesimpulan dari satu premis kemudian kesimpulan tersebut dijadikan sebagai premis dan premis semula dijadikan kesimpulan bagi argument berikutnya.

    Contoh;
    Kemiskinan di negeri ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan rakyat.
    Mengapa tingkat pendidikan rakyat di negeri ini rendah?
    Karena rakyat di negeri ini dalam keadaan miskin.

    Kinerja Perusahaan itu mengalami peningkatan karena kesejahteraan pekerjanya ditingkatkan
    Kenapa upah pekerja di Perusahaan itu ditingkatkan
    Karena kinerja Perusahaan itu mengalami peningkatan.
  5. Kekeliruan karena berganti dasar (Fallacy Of Argumentative Leap)
    Kekeliruan karena mengambil kesimpulan yang tidak diturunkan dari premisnya, dengan kata lain mengambil kesimpulan yang melompat dari dasar semula.

    Jika Pak Maman jadi Presiden, rakyat pasti sejahtera karena Pak Maman seorang mantan anggota militer.
    Harga bahan bakar minyak akan segera naik, sebab para mahasiswa sudah jarang berdemonstrasi.
  6. Kekeliruan karena mendasarkan pada Otoritas (Fallacy Of Appealing To Authority)
    Kekeliruan berfikir karena mendasarkan kesimpulan kepada otoritas seseorang yang sebenarnya kesimpulan tersebut adalah diluar otoritas orang yang dijadikan rujukan.

    Contoh;
    Laptop merk Ager pastilah sangat berkualitas karena Pak Bayu seorang pengamat politik yang terkenal menggunakannya.

    Minuman merk Podka sangat baik untuk kesehatan, karena Bapak Dr. Nasir, SE, MM seorang pakar Ekonomi pernah berkata demikian.
  7. Kekeliruan karena mendasarkan diri pada kekuasaan (Fallacy Of Appealing To Force)
    Kekeliruan berfikir karena menggunakan kekuasaan yang dimiliki sebagai landasan dalam berargumentasi.

    Contoh;
    Aku sudah belasan tahun belajar Filsafat bahkan telah mendapatkan gelar akademik dibidang filsafat, sedangkan anda baru saja belajar filsafat, jadi argumentasi anda tidak akan mungkin membantah argumnetasi yang saya ajukan.

    Aku sudah sangat banyak makan asam garam, jadi anda masih terlalu muda untuk mengajari aku tentang kehidupan.
  8. Kekeliruan karena menyerang pribadi (Fallacy Of Abusing)
    Kekeliruan berfikir karena menolak argumentasi yang dikemukakan oleh seseorang dengan cara menyerang pribadi orang tersebut.

    Contoh;
    Kita tidak perlu mendengarkan pendapatnya karena dia adalah seorang pembunuh.

    Apa yang dikatakan orang itu pastilah tidak benar karena dulu ia seorang narapidana.
  9. Kekeliruan karena kurang tahu (Fallacy Of Ignorance)
    Kekeliruan berfikir karena terburu-buru menganggap bila argumentasi lawan tidak bisa membantah argumentasinya, maka dengan sendirinya argumentasi yang dikemukakannya benar.
    Contoh;
    Anda telah mengajukan beberapa argumentasi untuk membantah pendapatku bahwa Tuhan itu tidak ada, namun argumentasi anda sama sekali tidak mempu membantah pendapatku, jadi jelaslah bahwa pendapatkulah yang benar yaitu Tuhan tidak ada.

    Jika anda tidak bisa membantah apa yang telah aku kemukakan, berarti terbukti bahwa pendapatku benar.
  10. Kekeliruan karena pertanyaan yang ruwet (Fallacy Of Cumplex Question)
    Adalah kekeliruan berfikir karena mengajukan pertanyaan yang tendensius atau bersifat menjebak.

    Contoh;
    Sudah berapa banyak orang yang telah anda bunuh sampai saat ini?
    (pertanyaan ini dikatakan kesalahan berfikir apabila si penanya menanyakannya sebelum memastikan bawah orang yang ditanya adalah seorang pembunuh. Pertanyaan ini penuh tendensi dan bersifat menjebak).

    Contoh lainnya;
    Benarkah anda sudah berhenti melakukan kebiasaan mengkonsumsi narkoba?
    (pertanyaan ini serupa dengan pertanyaan pada contoh di atas, namun pertanyaan ini jauh lebih menjebak karena apapun yang akan dijawab oleh orang yang ditanya “ya” atau “Tidak”, akan menunjukkan bahwa ia adalah seorang pengguna narkoba, padahal belum tentu orang itu pernah menggunakan narkoba).
  11. Kekeliruan karena alasan terlalu sederhana (Fallacy Of Oversimplification)
    Kekeliruan berfikir karena barargumentasi dengan alasan yang terlalu sederhana sehingga kebenaran argumentasinya tidak kuat, tidak dapat dibuktikan atau tidak cukup bukti.

    Contoh;
    Ilmu filsafat adalah ilmu yang bisa membuat orang menjadi gila karena filsafat membahas masalah-masalah yang tidak mungkin dipahami.

    Keamanan dunia sangat tergantung kepada Amerika, karena Amerika adalah Negara adikuasa.
  12. Kekeliruan karena menetapkan sifat (Fallacy Of Accident)
    Adalah kekeliruan berfikir karena menetapkan sifat kepada sesuatu yang tidak selamanya melekat pada sesuatu tersebut namun dianggap bahwa sifat tersebut selalu ada.

    Contoh;
    Pada hari raya Imlek tahun lalu, hujan turun dengan deras. Besok adalah hari raya Imlek, jadi besok hujan pasti akan turun dengan deras.

    Buah Apel yang sekarang ada di atas meja, aku beli tiga hari lalu.
    Aku membelinya karena kelihatan segar dan menggoda selera
    Jadi, buah apel yang sekarang ada di atas meja kelihatan segar dan menggoda selera.
  13. Kekeliruan karena argument yang tidak relevan (Fallacy Of Irrelevant Argument)
    Adalah kekeliruan berfikir karena mengajukan argument yang tidak berhubungan dengan hal yang sedang menjadi pokok pembicaraan.

    Contoh;
    Berdasarkan hasil penelitian oleh para ahli, narkoba jenis heroin jauh lebih mematikan daripada narkoba jenis shabu-shabu, berarti anda pasti akan lebih dulu mati daripada dia, karena anda mengkonsumsi heroin sedangkan dia hanya mengkonsumsi shabu-shabu.

    Saat ini banyak berkembang ilmu terapan yang bersifat praktis dan sangat aplikatif seperti bagaimana menjadi kaya raya, bagaimana tekhnik pemasaran dan lain sebagainya. ilmu-ilmu terapan tersebut sangat berbeda dengan ilmu filsafat yang sangat teoritis. Karena itu, pasti akan jauh lebih bermanfaat jika mempelajari ilmu terapan daripada mempelajari ilmu filsafat, karena ilmu filsafat sama sekali tidak mengajarkan kita bagaimana menjadi kaya.
  14. Kekeliruan karena kesalahan analogi (Fallacy Of False Analogy)
    Kekeliruan berfikir karena menganalogikan dua hal atau permasalahan yang kelihatannya mirip, tetapi sebenarnya berbeda secara mendasar.
    Contoh;
    Tempat prostitusi tidak ada bedanya dengan perusahaan-perusahaan jasa lainnya yang menawarkan jasa kepada masyarakat luas, mungkin perbedaannya hanya pada produknya saja. Jadi, jika tempat prostitusi dilarang, maka seharusnya perusahaan-perusahaan jasa lainnya juga harus dilarang.

    Kehidupan ini tidak ubahnya seperti sebuah sandiwara, dimana seluruh jalan ceritanya telah diatur dan ditentukan dalam bentuk skenario sebelum pertunjukan dimulai. Jadi, Tuhan itu seperti Sutradara sekaligus penulis skenario, sedangkan kita sebagai manusia adalah para pemainnya, sehingga kita tidak akan mungkin bisa berbuat sesuatu selain daripada mengikuti skenario yang telah dibuat Tuhan dan tunduk pada dikte dan tuntutan Sutradara.
  15. Kekeliruan karena mengandung Belas Kasihan (Fallacy Of Appealing To Pity)

    Kekeliruan berfikir karena menggunakan “perasaan” sebagai sandaran argumentasi dalam menarik sebuah kesimpulan, sementara argumentasi itu sendiri berkaitan dengan fakta bukan dengan perasaan.
    Contoh;

    Pada pembelaan yang dilakukan oleh Clarence Darrow, seorang penasehat hukum terhadap Thomas Kidd yang dituduh bersekongkol dalam beberapa perbuatan criminal, ia mengatakan sebagai berikut;
    Saya sampaikan pada anda (para yuri), bukan untuk kepentingan Thomas Kidd tetapi menyangkut permasalahan yang panjang, kebelakang ke masa yang sudah lampau maupun ke depan ke masa yang akan datang, yang menyangkut seluruh manusia di bumi. Saya katakana kepada anda bukan untuk Kidd, tetapi untuk mereka yang bangun pagi sebelum dunia menjadi terang dan pulang pada malam hari setelah langit diterangi bintang-bintang, mengorbankan kehidupan dan kesenangannya, bekerja berat demi terselenggaranya kemakmuran dan kebesaran, saya sampaikan kepada anda demi anak-anak yang sekarang hidup maupun yang akan lahir (contoh ini dikutip dari buku Logika karya Drs. H. Mundiri terbitan PT. RajaGrafindo Persada 2003).

    C. KEKELURUAN KARENA PENGGUNAAN BAHASA
  1. Kekeliruan karena Komposisi (Fallacy Of Composition)
    Adalah kekeliruan berfikir karena menetapkan sifat yang ada pada bagian untuk menyifati keseluruhannya.
    Contoh;

    Para Politisi di Negeri ini sangat menjunjung tinggi semangat demokrasi, maka semua warga Negara ini pastilah sangat menunjunjung semangat dan nilai-nilai demokrasi.

    Kata Pengantar pada buku itu sangat bermuatan politis, pasti seluruh isi buku itu juga sangat bermuatan politis.
  2. Kekeliruan dalam pembagian (Fallacy Of Division)

    Kekeliruan berfikir karena menganggap bahwa jika sifat ada pada keseluruhannya, maka sifat tersebut pasti dimiliki juga setiap bagiannya.
    Contoh;
    Tas yang dibawa olehnya sangat berat, maka pasti buku yang ada didalamnya juga sangat berat.

    Sumber daya alam yang ada di Negara ini sangat kaya, maka rakyatnya juga pasti kaya raya.
  3. Kekeliruan karena tekanan (Fallacy Of Accent)
    Adalah kekeliruan berfikir yang disebabkan karena keliru dalam memberikan penekanan kalimat pada sebuah pengucapan.
    Contoh;
    Apakah anda yakin bahwa tidak ada kemungkinan lain untuk menyelamatkan kota ini dari bahaya banjir?, Dijawab: "Tidak, mungkin ada yang bisa kita perbuat untuk mencegahnya".
    Perhatikan contoh dalam bentuk dialog di atas. Orang yang ditanya sebenarnya ingin mengatakan bahwa tidak mungkin ada yang bisa dilakukan untuk mencegah banjir, tetapi karena orang yang mengatakannya menggunakan penekanan pada kata “Tidak”, maka maknanya akan bernilai lain yakni bermaknya sanggahan terhadap pertanyaan yang diajukan, sehingga kalimat tersebut akan dipahami “mungkin ada yang bisa dilakukan untuk mencegah banjir”.

    Chery, Dian akan segera menikah.
    Perhatikan penekanan kalimat pada contoh. Yang ingin disampaikan oleh pembicara sebenarnya adalah Chery dan Dian akan segera menikah, tetapi karena diberikan penekanan setelah penyebutan “Chery”, maka maknanya akan menjadi pemberitahuan kepada Chery, bahwa Dian akan segera menikah.
  4. Kekeliruan karena Amfiboli (Fallacy Of Amphiboly)

    Adalah kekeliruan karena menggunakan susunan kalimat argumentasi yang dapat menimbulkan beragam penafsiran (multitafsir).
    Contoh;

    Croesus raja Lydia tengah memikirkan untuk berperang melawan kerajaan Persia. Sebagai raja yang berhati-hati ia tidak akan melaskanakan peperangan manakala tidak ada jaminan untuk menang. Oleh karena itu ia minta pertimbangan Pendeta Oracle Delphi, untuk mendapatkan sabda dewa. Ia mendapat jawaban berikut: Bila Croesus berangkat melawan Cyrus ia akan menghancurkan sebuah kerajaan besar. Puas dengan ramalan ini ia menyimpulkan bahwa ia akan menang melawan Cyrus, raja Persia. Ia berangkat ke medan laga dan dalam tempo singkat pasukannya dapat ditumpas oleh Cyrus, dan ia sendiri ditawan. Waktu menunggu dihukum bunuh ia menulis surat, mencela keras pada pendeta di Oracle Delphi. Para pendeta menjawab bahwa bagaimanapun juga meraka benar, karena Croesus dalam peperangan telah menghancurkan sebuah kerajaan besar, kerajaannya sendiri.
    Seorang anak muda datang kepada seorang peramal apakah judi yang pertama kali ia ikuti nanti malam akan menang atau kalah, ia mendapat jawaban; anda akan mendapat pengalaman yang bagus. Atas jawaban ini ia sangat puas dan menyimpulkan ia akan menang dalam perjudian. Ternyata ia kalah. Waktu ia kembali ke tempat tukang ramal dan menanyakan mengapa ramalannya melesat, tukang ramal itu menjawab; saya benar, sebab dengan kekalahan ini anda mendapat pengalaman yang bagus, bahwa judi itu membawa penderitaan.
    (contoh ini dikutip dari buku Logika karya Drs. H. Mundiri terbitan PT. RajaGrafindo Persada 2003)
  5. Kekeliruan karena menggunakan kata dalam beberapa arti (Fallacy Of Equivocation)
    Adalah kekeliruan berfikir karena menggunakan sebuah kata dimana kata tersebut memiliki arti lebih dari satu.
    Contoh;


    Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Kakek buyut saya dulu adalah seorang pejuang dan pahlawan yang tidak pernah mendapatkan tanda jasa. kalau begitu, kakek buyut saya itu adalah seorang Guru.

    Kita sangat berhutang budi kepada orang tua kita karena mereka telah membesarkan kita. Pak Nasir adalah orang tua yang berusia lebih dari 70 tahun, jadi kita berhutang budi kepada Pak Nasir.

    Salam.

6 komentar:

  1. Semua cuma presepsi saja ko' n ini juga presepsi juga...paraameter fallacy itu yang mana ? sementara definisi fallacy itu berasal dari rangkaian premis2 yang kemungkinan mengandung juga fallacy...wkwkwkkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk membuat premis menjadi eksak sehingga terbebas dari persepsi, maka matematikakan. buatlah premis tersebut menjadi angka-angka.

      misal:
      10 lebih besar daripada 1
      2 lebih besar daripada 1
      maka 2 = 10

      nah, statement di atas masuk dalam fallacy yang mana?

      satu lagi:

      10 adalah bilangan yang genap
      10 tidak bisa dibagi 3
      semua bilangan genap tidak bisa dibagi 3

      (padahal kan ada 6 yang bisa dibagi 3), ini juga masuk dalam fallacy yang mana.

      penerapan logika itu ada dalam matematika, dan yang paling mantap ada dalam algoritma yang menjadi dasar pemrograman komputer di seluruh dunia.

      dan pada hacker adalah orang yang mampu memanfaatkan fallacy dalam logika pemrograman.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Menurut saya pribadi, dapat dikoreksi jika salah.

      Untuk pertanyaan pertama jawabannya adalah fallacy of undistributed middle term. Karena kalau kita melihat silogisme kategorik yang dibuat, term middle (penengah)-nya = lebih besar daripada 1, sama-sama tidak terdistribusi pada kedua premis awal. Alasan tidak tertebarnya term middle dikarenakan angka yang lebih besar dari satu tidak hanya 2 dan 10. Tetapi ada angka 3,4,5,6,7 dan lainnya. Oleh kerena itu, konklusi yang didapatkan adalah salah, karena dari prosedurnya salah. Patokan atau prosedur dalam membuat silogisme ketegorik yang tepat adalah salah satu term middle harus tertebar. Sehingga kesimpulan yang didapatkan salah yakni 2 = 10.

      Untuk nomor dua, masih sama jenis fallacy-nya yakni fallacy of undistributed middle term. Karena term middle yakni 10 tidak tertebar di dua premis. di premis pertama, angka genap tidak hanya 10. di premis kedua, angka yang tidak bisa dibagi menjadi 10 tidak hanya 10 tapi ada yang lain. Dan juga sedikit koreksi, susunan silogisme konklusi yang dibuat di pertanyaan kedua sebenarnya sudah tidak sesuai kaidah silogisme kategorik. Seharusnya, konklusinya = semua angka yang tidak bisa dibagi 3 adalah bilangan genap. Karena subjek pada konklusi harus berasal dari premis minor dan predikat pada konklusi harus berasal dari premis mayor.

      Terima kasih

      Hapus
  2. Saya fikir komen anda mengandung unsur fallacy of forced hypothesis

    BalasHapus
  3. Saya fikir komen anda mengandung unsur fallacy of forced hypothesis

    BalasHapus